MENGINGAT KUASA TUHAN

Mazmur 74


Kalah dan malu adalah dua hal yang bisa muncul secara bersamaan ketika manusia berada pada titik tidak bisa berbuat apa-apa menghadapi kekuatan yang lebih besar dari dirinya. Kekalahan akan semakin berdampak buruk jika kekalahan itu disertai dengan ejekan atau hinaan yang menimbulkan rasa malu.

Ketika bait suci yang adalah simbol kehadiran Allah dan kehormatan bangsa Israel dirusak oleh musuh, perasaan kalah dan malu itu muncul, dan dituangkan dalam nyanyian ratapan. Pertanyaan berapa lama lagi orang-orang menista mereka, adalah pertanyaan yang menandakan betapa mereka sudah tidak tahan dengan hinaan musuh yang berhasil merusak kehormatan mereka sebagai umat pilihan Allah. Namun di titik kalah dan lelah itu, mereka tetap memilih untuk mengingat  kuasa Tuhan, Pencipta langit dan bumi, terang dan gelap, dan yang juga menetapkan batas bumi dan musim. Ia adalah Allah dan Raja atas semesta. Hal ini menimbulkan pengharapan dan kekuatan untuk tetap berjalan di tengah penderitaan.

Jika ada situasi yang membuatmu merasa kalah dan malu, jangan putus asa karena pengalaman itu. Tetaplah andalkan kekuatan Tuhan, karena semua pergumulan itu ada batasnya. Pilihlah untuk mengingat kuasa Tuhan dan tetaplah menyembah-Nya karena kalah dan malu ada batasnya, tak selamanya dialami. Dalam hidup ini hanya ada satu yang tak terbatas, kuasa Tuhan dalam hidup kita. (Wasiat)

 

Doa
Tuhan aku percaya Engkau tidak pernah meninggalkanku, aku akan tetap mengingat, Engkau Tuhan yang berkuasa atas hidupku. Amin.