Untuk format audio klik di sini
Kesempatan
Ada
tatanan hukum alam yang semua orang mengerti. Seperti, pohon kelapa akan menghasilkan
buah kelapa dan pohon durian akan menghasilkan buah durian. Semua orang juga
setuju dengan logika "sebab-akibat". Atau dalam ungkapan bahasa
Inggris yang mirip dengan ayat renungan kita: you reap what you sow (kau tabur yang kau tuai). Mencari masalah
kemungkinan besar akan berakhir dengan kesulitan; bekerja keras akan
menghasilkan keberhasilan.
Lucunya,
konsep yang sederhana ini sering dilupakan jika sudah menyangkut hal rohani.
Kita sering salah kaprah bahwa prinsip tabur-tuai ini tidak berlaku dalam
relasi kita dengan Allah. Dan seringnya ini berakar dari salah mengerti tentang
konsep kasih-karunia, penebusan, dan makna lahir kembali.
"Sesat"
kalau kata Paulus. Adalah sesat untuk mengira mempraktekkan cara hidup
bertentangan dengan Firman Allah berbuah berkat dan kedekatan dengan Allah.
Sesat untuk mengira bahwa kita akan panen buah Roh tapi tidak hidup di bawah
bimbingan Roh Kudus. Saya bisa merasakan kegemasan Paulus waktu dia menuliskan,
"Jangan sesat! Allah tidak membiarkan diri-Nya dipermainkan." Akan
tetapi, sayangnya banyak yang masih mengira bermain main dengan Allah dan
berpikir bisa lolos dari hukuman-Nya.
Tapi Paulus membarengi peringatan ini dengan dorongan untuk "menabur dalam Roh": berbuat baik dengan tidak bosan. Paulus memiliki pandangan yang menyegarkan tentang hal ini. Bahwa berbuat baik adalah "kesempatan", momen yang mungkin tidak datang 2 kali. Seringnya, kita pikir berbuat baik itu sunah - dilakukan berpahala, tidak dilakukan ya tidak apa. Bagi Paulus, berbuat baik itu seperti hadiah tidak terduga, kejutan menyenangkan yang harus dipergunakan sebaik-baiknya. Apalagi kepada saudara sepersekutuan. Ah indahnya. Sudah dapat kesempatan itukah hari ini? (AGS)
Doa :
Tuhan tolong kami untuk berpikir benar tentang Engkau. Ajar kami untuk peka terhadap setiap kesempatan untuk menabur dalam Roh, Amin.