Esprit De Corps

Efesus 6:10-20


Terseretnya sejumlah anggota kepolisian dalam masalah pembunuhan yang diduga dilakukan oleh seorang jenderal polisi mengingatkan saya pada frase "esprit de corps" - semangat kekompakan dan kebanggaan sebagai suatu kelompok untuk mencapai sebuah tujuan bersama. Esprit de corps dibangun dalam dunia keprajuritan karena sangat dibutuhkan ketika menghadapi peperangan, meski semangat ini seringkali diterapkan dalam situasi yang salah, seperti pada tindakan main hakim sendiri yang beberapa kali terjadi.

Dalam suratnya, Paulus meminta kepada jemaat Efesus untuk berjaga dan berdoa di dalam Roh untuk segala orang Kudus setelah ia menulis tentang perlengkapan senjata Allah. Apa artinya? Orang-orang yang telah dikuduskan Allah lewat karya Tuhan Yesus dan Roh Kudus harus memiliki esprit de corps! Boleh jadi kita memiliki pertempuran rohani pribadi, namun setiap pertempuran itu sesungguhnya terjadi dalam sebuah medan perang raksasa di mana semua orang Kudus mengambil bagian demi satu tujuan: menegakkan kerajaan Allah - suatu realita di mana Allah berkuasa. Sebagai "prajurit-prajurit Kristus," kita diberi tanggung jawab bukan hanya terhadap keselamatan kita sendiri melainkan juga keselamatan sesama prajurit. Itulah esprit de corps.

Gereja harus menjalankan tugas persekutuannya dengan sungguh-sungguh. Pun, kita harus mengikatkan diri ke dalam persekutuan yang mendisiplinkan kita dalam mengenakan seluruh perlengkapan senjata Allah (ay. 11) dan menumbuhkan solidaritas, kerelaan berkorban, dan loyalitas pada tujuan yang benar, sehingga kita menjadi laskar Kristus yang terlatih dan solid, sekalipun kita bukan pasukan yang berkuda, berjalan, atau menembak. (HK).

Doa :

Tuhan, tumbuhkanlah esprit de corps dalam diri kami sebagai laskar-Mu,

demi kerajaan-Mu di dunia ini. Amin.