GEMBIRA KARENA TUHAN
Bergembira ketika
mendapatkan yang kita inginkan itu biasa. Namun, dapatkah kita bergembira
ketika tidak mendapatkan apa yang kita inginkan? Pertanyaaan ini dijawab oleh
nabi Habakuk.
Dalam hidupnya,
Habakuk mengalami keadaan yang sulit. Ia hidup di tengah masyarakat yang
bobrok; ketidakadilan dan kejahatan merajalela; banyak penindasan dan tindak
kekerasan terjadi. Habakuk merasa prihatin dengan keadaan itu. Ia kemudian
menyampaikan keprihatinannya kepada Tuhan. Ia rindu setiap orang bertobat dan
hidup pada jalan Tuhan. Habakuk menegaskan imannya bahwa meskipun ia tidak
mendapatkan apa yang diinginkannya, ia tetap bergembira di dalam Allah. Kata
Habakuk, “ALLAH Tuhanku itu kekuatanku” (Hab. 3:19). Bagi Habakuk, Tuhan adalah
sumber kegembiraan dalam hidupnya. Bila Tuhan ada bersamanya, ia memiliki
energi untuk hidup, bergerak, dan bergembira walaupun ia mengalami tantangan.
Ketika keadaan hidup tidak seperti yang kita inginkan bisa saja kita menjadi kehilangan gairah untuk menjalani hidup. Namun, kita dapat belajar dari Habakuk untuk tetap memiliki energi dalam hidup karena Tuhanlah yang menjadi sumber kegembiraan kita. Ya, ketika kita tidak mendapatkan yang kita inginkan, kita mampu tetap bergembira karena yang kita butuhkan selalu ada, yaitu kekuatan dari Tuhan dalam menghadapi setiap tantangan hidup. (Wasiat)
Doa
Bapa, kami mau menjadikan-Mu kekuatan dalam hidup kami, sehingga dengan demikian kegembiraan akan tetap ada, dalam perjalanan iman kami. Amin.