Untuk format audio klik di sini


Tidur di Tengah Taufan

Lukas 8:22-25


Kisah angin ribut diredakan tentunya agak memalukan bagi organisasi para pelaut. Sekumpulan pelaut/nelayan yang berpengalaman di medan yang biasa mereka hadapi, panik menghadapi terjangan angin ribut di tengah danau lalu meminta pertolongan pada seorang tukang kayu (Yesus anak Yusuf) yang tidak punya keterampilan di bidang pelayaran. Sedari awal perjalanan Yesus "cuma" tidur karena kelelahan melayani banyak orang (lih. Lukas pasal 7).

Salah satu keindahan hidup yang Tuhan berikan adalah tidur. Tapi masih bisa tidur di tengah taufan dan angin ribut itu luar biasa. Di Alkitab, selain Yesus, hanya Yunus yang bisa melakukannya. Meskipun para murid menyaksikan mujizat kesembuhan dan kuasa atas kehidupan dari Yesus sebelum mereka berlayar namun tetap saja mereka dipenuhi kepanikan saat taufan menderu.

Mereka mengira taufan yang besar itu akan membinasakan mereka dan Yesus tidak berdaya. Binasa, celaka, itulah yang ada dipikiran para murid padahal kata itu tidak ada dalam kamus Yesus. Mereka membangunkan Yesus yang tertidur BUKAN dengan maksud mengajak-Nya bersama-sama membuang air yang masuk ke perahu dan bertahan di tengah taufan. Mereka meragukan kehadiran dan kemahakuasaan Yesus (bandingkan dengan kisah perwira kapernaum yang imannya dipuji Yesus).

Memang sangat sangat sulit untuk fokus menatap pada Allah ketika masalah genting datang menghadang. Hal-hal yang sifatnya sementara seperti kegembiraan, harta maupun masalah dan kesulitan sering membuat tidak lagi memusatkan pandangan kita pada Kristus. Masalah terasa lebih besar dari kuasa ilahi.

Mari belajar percaya bahwa "tidak pernah tertidur penjaga Israel" (Maz 121:4). Pada situasi yang sulit sekalipun, mari imani bahwa DIA lebih besar dan berkuasa dibanding masalah apapun. (SR)



DOA:
Kami mau belajar percaya ya Tuhan - tolong kami yang tidak percaya ini. Amin