Untuk format audio klik di sini 


LULUS

2 Korintus 13:5-10


Ketika seseorang menerima kelulusan, entah dari sekolah atau lembaga yang lain, maka mereka akan merasa gembira dan merayakan hal tersebut. Kelulusan menjadi tanda bahwa seseorang berhasil melewati ujian yang diberikan. Penulis Surat Korintus mengingatkan jemaat di Korintus agar mereka menguji diri mereka sendiri. Mereka diminta untuk menyelidiki diri sendiri, apakah mereka tetap tegak di dalam iman. Perintah ini tentu saja mengundang pertanyaan: Mengapa jemaat di Korintus diminta untuk menguji diri?

Sebagai orang yang sudah menerima keselamatan di dalam Yesus, mereka harus menunjukkan hal itu melalui seluruh kehidupan sehari-hari. Mereka harus hidup kudus dan bukan berkanjang dalam dosa. Melakukan apa yang benar dan bukan yang jahat. Di tengah masyarakat dengan gaya hidup duniawi dan mengedepankan hawa nafsu, jemaat di Korintus dipanggil untuk memberi teladan hidup benar. Ini ujian bagi mereka.

Hal yang sama juga berlaku bagi kita sampai saat ini. Lingkungan hidup di mana kita berada belum tentu baik dan sesuai kehendak Tuhan. Namun, bukan berarti kita dapat meninggalkan lingkungan itu begitu saja. Sebab, di situlah seluruh ujian kita. Kita dipanggil untuk menjadi dan memberi teladan bagaimana seharusnya orang yang sudah diselamatkan. Hidup baik dan benar bukan agar diselamatkan, sebaliknya karena sudah diselamatkan. Luluskah kita? (Wasiat)

 

 DOA:
Tuhan, terima kasih untuk ujian yang boleh kami alami untuk menjadikan keselamatan dari-Mu berarti. Amin.