BENIH YANG TIDAK FANA

1 Petrus 1:23-25


Setiap manusia lahir dari benih orangtuanya. Makna “benih” menunjuk pada keturunan. Umat Israel harus menjaga benih keturunannya agar tidak tercampur dengan penduduk yang tidak mengenal Allah. Berulang kali makna “benih” juga dipakai sebagai metafora firman Tuhan yang ditaburkan (bdk. Mat. 13:39). Setiap umat percaya lahir dari benih firman Tuhan sehingga seharusnya mampu membangun keluarga dengan benih yang kudus.

Makna “firman Allah” sangatlah luas. Namun, dalam Surat 1 Petrus pasal 1 makna firman Tuhan berkaitan dengan diri Kristus selaku Firman Hidup. Setiap umat percaya telah ditebus dengan darah yang mahal, yaitu darah Kristus (1Ptr. 1:19). Menghidupi firman Tuhan berarti menjiwai karya penebusan Kristus dengan hidup kudus dan benar. Di pihak lain, menjiwai karya penebusan Kristus tidak mungkin efektif apabila umat tidak mempraktekkan firman Tuhan, yaitu Alkitab.

Kristus dan Alkitab tidak bisa dipisahkan. Firman Hidup (Kristus) dan firman tertulis (Alkitab) telah dianugerahkan kepada umat percaya. Gereja merumuskan dan menafsirkan Alkitab menjadi Firman yang diberitakan. Ketiga dimensi firman (Kristus-Alkitab-ajaran gereja) menjadi satu kesatuan yang perlu kita hidupi sehingga menjadi firman yang terbuka bagi sesama. Sejauh mana kehidupan kita telah dihidupi dengan benih yang tidak fana, yaitu Kristus-Alkitab-ajaran gereja sehingga menjadi kitab terbuka? (Wasiat)


Doa


Ya Roh Kudus, karuniakanlah kepada kami hati yang murni untuk menerima benih-benih firman, yaitu Kristus-Alkitab-ajaran gereja. Amin.