Untuk
format audio klik di sini
Geregetan
"Apakah
dengan mengatakan kebenaran kepadamu, aku telah menjadi musuhmu?" (Gal
4:16) - demikianlah tulis Rasul Paulus pada surat kepada jemaat yang
dibangunnya di Galatia. Dalam Alkitab BIMK diterjemahkan "Apakah kalian sekarang menganggap saya sebagai musuh karena saya
menyatakan yang benar kepadamu?" Rupa-rupanya mengatakan dan
menyatakan sesuatu yang benar bukan hanya tidak mudah tetapi juga mengandung
resiko dianggap sebagai musuh. Hal ini bahkan tetap berlaku bagi seorang pioner
pembangun jemaat semacam Rasul Paulus yang membaktikan dirinya bagi pekabaran
injil di Galatia. Rasul Paulus yang semula diterima begitu baik dan penuh
bahagia namun penerimaan itu berubah 180 derajat tatkala Paulus menyampaikan
kebenaran pengajaran. Pengajaran yang benar dan berbeda dengan pengajaran pihak
lain yang lebih nyaman di telinga. Bahkan sampai-sampai nada surat Rasul Paulus
"geregetan" dan sudah tidak tahu harus berbuat apa lagi terhadap para
jemaat yang dikasihinya itu (Gal 4:20 BIMK).
Menyatakan
kebenaran dan menyampaikan apa yang benar memang selalu sulit dan berujung
konsekuensi. Seringkali kita lebih suka menangkap apa yang telinga kita ingin
dengar, bukan apa yang telinga kita harus tahu. Sesuatu yang pahit bagaikan
obat tentunya tidak suka kita menelannya namun dalam kondisi sakit tentu kita
tahu harus menelan obat tersebut supaya sembuh. Kebenaran meski sakit di dengar
namun menjadi vitamin jiwa yang membawa perbaikan.
Tugas kita, sama seperti Rasul Paulus, untuk terus menyampaikan kebenaran. Teruslah di setiap waktu untuk giat melakukan hal-hal yang baik tatkala dilihat orang maupun tidak (Gal 4:18). Di saat yang sama marilah belajar memiliki telinga yang mau mendengarkan suara kebenaran injil meskipun awalnya tidak nyaman dan mengusik hati. (SR)
Doa:
Ya Bapa yang baik - kiranya Engkau berkenan memberi kami kesanggupan untuk berani menyatakankebenaran dan mendengarkan kebenaran untuk kemuliaan-MU semata, Amin.