MELAWAN KULTUS INDIVIDU

Bilangan 11:24-30


Menjelang pesta demokrasi, muncul berbagai kelompok di tengah masyarakat yang mendukung tokoh politik tertentu. Tidak jarang kelompok ini menjadi pendukung fanatik. Tokoh yang didukung dipuji, sedangkan sang lawan dipandang sangat negatif. Dukungan berubah menjadi pengutusan individu. Pesta demokrasi pun malah membuat bangsa terpecah belah.

Gejala yang serupa pernah muncul di tengah bangsa Israel. Ini tampak dari tindakan Yosua yang mengadu kepada Musa tentang Eldad dan Merdad. Roh Allah baru saja tercurah atas Eldad dan Merdad sehingga mereka mampu bertindak dan berkata-kata layaknya seorang nabi. Namun, Yosua tidak suka melihat hal ini. Baginya, Eldad dan Merdad hanya meniru dan menyaingi Musa. Ia pun meminta Musa untuk menegur Eldad dan Merdad. Apa yang terjadi? Musa malah balik menegur Yosua. Bagi Musa, Yosua terlalu giat mendukung dirinya. Yosua begitu fanatik! Akibatnya, Yosua gagal menyadari karya Tuhan yang memberi Roh bagi Eldad dan Merdad.

Kisah ini membuktikan bahwa pengultusan individu membuat manusia gagal berjumpa dengan Allah. Karena itu, jangan pernah mengultuskan siapa pun. Kita boleh mendukung seseorang, tetapi jangan menjadi fanatisme. Di sisi lain, kita pun perlu waspada seperti Musa agar tidak terjebak pada pengultusan dirinya. Tidak sedikit orang yang justru senang ketika orang lain bersandar dan mengikuti dirinya. Hal-hal ini rentan membuat kita gagal fokus kepada Allah yang menjadi Tuhan atas kita. (Wasiat)

 

Doa

Tuhan, biarlah hanya nama-Mu yang kami muliakan. Amin.