Untuk format audio klik disini

 

Ulangan 24:17-22

KACANG LUPA KULITNYA

 

Bagi orang Indonesia, peribahasa "kacang lupa kulitnya" mengingatkan akan kisah Malin Kundang yang setelah sukses tidak mengakui ibunya. Di akhir cerita Malin Kundang dikutuk menjadi batu.

Bangsa Israel diingatkan Musa agar tidak lupa akan asal-usul mereka sebagai budak di Mesir yang ditebus Tuhan dari sana. Dengan mengingat besarnya kebaikan Tuhan dan betapa menderitanya mereka dahulu, Israel diajak untuk berbela rasa kepada setiap orang yang mereka jumpai di negerinya. Musa melarang mereka mengambil apa yang bukan haknya atau mengambil seluruh hasil panennya hingga habis tanpa sisa.

Kita tentu bisa berandai-andai; seandainya orang Israel melaksanakan perintah Musa ini – dan semua perintah Musa yang berkaitan dengan relasi sesama manusia, rasanya mereka akan hidup damai, baik dengan rekan sebangsanya maupun dengan orang asing yang ada di wilayahnya. Nyatanya? Bahkan hingga di era Tuhan Yesuspun generasi tua bangsa Israel masih terus dikecam oleh Tuhan sendiri. Di Markus 11:12-14 yang ada dalam leksionari (daftar bacaan) hari ini, Tuhan Yesus mengutuk pohon ara yang mengeluarkan daun namun tidak berbuah. Ini dilakukan Tuhan Yesus untuk mengajar murid-muridnya tentang Israel yang secara lahiriah kelihatan sangat agamis, seolah benar- benar dekat dengan Allah, namun buahnya tidak bisa dirasakan. Pemuka agamanya korup tetapi menerapkan standar ketaatan yang tinggi untuk orang lain.

Sebagai umat Perjanjian Baru, kita juga adalah orang tebusan yang diselamatkan dari dosa dan dikembalikan ke dalam persekutuan dengan Allah. Oleh sebab itu, seperti perintah Musa, mari senantiasa ingat akan hal ini agar kita mampu menunjukkan belas kasih yang bisa dirasakan, bukan sekedar kesalehan jasmani yang bisa dilihat. Dengan demikian, kita tidak menjadi kacang yang lupa kulitnya. (HK)


DOA :
Tuhan, tolonglah kami untuk berbelas kasih terhadap sesama kami, sebagaimana kami telah terlebih dahulu Engkau kasihi. Amin.