SESUAI DENGAN HATI TUHAN
Yeremia 3:15-18
Keberadaan pemimpin sangat penting dalam suatu komunitas. Pemimpin dapat membawa komunitas menuju tujuan yang diharapkan, tetapi bisa juga sebaliknya. Karena fungsinya yang istimewa, wajar jika seorang pemimpin memiliki otoritas dan fasilitas. Pada titik ini, pemimpin bisa tergoda untuk mempertahankan jabatannya dengan cara menyenangkan hati semua orang. Ia tidak lagi memegang prinsip yang benar, melainkan sekadar memenuhi harapan orang lain.
Saat Yeremia dipanggil menjadi nabi, sebagian besar pemimpin di Israel dan Yehuda menjauh dari TUHAN. Mereka berpaling kepada dewa-dewi yang bukan TUHAN. Ada perzinaan spiritual di sana (bdk. Yer. 3:1-3). Selain itu, mereka juga melakukan kejahatan di mata TUHAN (Yer. 3:5). Kehidupan pemimpin yang demikian berimbas pada rakyat. Sebagian rakyat meniru perilaku pemimpin mereka, sementara sebagian lainnya larut dalam kekecewaan dan ketidakpastian. Dalam kondisi ini, Allah berjanji melalui Nabi Yeremia untuk mengangkat pemimpin yang sesuai dengan hati TUHAN, yang memimpin dengan pengetahuan dan pengertian.
Setiap orang pada dasarnya adalah pemimpin bagi dirinya sendiri. Oleh karena itu, kita dipanggil untuk menjadi pemimpin yang sesuai dengan hati Tuhan. Pemimpin yang demikian akan memperjuangkan damai sejahtera, memiliki kasih setia, dan berupaya menegakkan kebenaran serta keadilan. Meskipun tidak mudah, hal itu layak diperjuangkan. (Wasiat)
REFLEKSI: Bayangkanlah jika para pemimpin mau bertindak sesuai hati Tuhan. Dampak apa yang bisa ia hadirkan bagi komunitasnya?
