Untuk format audio klik disini


Pengkumuman Bukanlah Akhir

Yehezkiel 37:15-28

 

 

Miroslav Volf, seorang teolog yang dikenal luas melalui karyanya yang berjudul Exclusion and Embrace, mengungkapkan bahwa sebagai pengikut Kristus kita harus memperjuangkan keadilan. Namun, keadilan saja tidak cukup. Setelah keadilan ditegakkan, perlu ada pengampunan terhadap ketidakadilan yang sudah terjadi, serta rekonsiliasi untuk menciptakan perdamaian. Tanpa rekonsiliasi, perjuangan demi keadilan hanya akan menciptakan ketidakadilan yang baru dan balas dendam akan terjadi terus-menerus.

 

Perikop ini menjadi saksi nubuat Yehezkiel tentang penyatuan bangsa Israel dan Yehuda. Setelah lama nabi Yehezkiel menubuatkan penghukuman, kini ia memberitakan kabar sukacita: Israel dan Yehuda akan kembali bersatu. Kerajaan Israel dan Yehuda adalah dua kerajaan bersaudara yang terpecah karena kelalaian para pemimpin dinasti Daud dalam memperhatikan rakyat. Akibatnya, pemberontakan memisahkan kedua kerajaan itu dan keduanya sama-sama menanggung konsekuensi yang berat. Yehuda kehilangan banyak sumber daya dan Israel dijauhkan dari Tabut Perjanjian dengan Allah. Kedua kerajaan kemudian menerima ganjaran dari

 

perbuatan masing-masing melalui kekalahan dari bangsa lain dan pembuangan. Namun, Allah tidak berhenti sampai di situ. Setelah umat-Nya belajar dari kesalahan mereka, Allah memberi pengampunan dan mengadakan rekonsiliasi melalui perjanjian damai-Nya. Melalui kisah ini kita belajar bahwa penghukuman bukanlah akhir. Sebab, setelah penghukuman Allah selalu memberi pengampunan dan pendamaian. (Wasiat)

 

 



Doa :
Ajar kami Bapa, untuk menyadari kesalahan kami dan bertobat, Amin .