Untuk format audio klik disini
Pengkumuman Bukanlah Akhir
Miroslav Volf, seorang teolog yang
dikenal luas melalui karyanya yang berjudul Exclusion
and Embrace, mengungkapkan bahwa sebagai pengikut Kristus kita harus
memperjuangkan keadilan. Namun, keadilan saja tidak cukup. Setelah keadilan
ditegakkan, perlu ada pengampunan terhadap ketidakadilan yang sudah terjadi,
serta rekonsiliasi untuk menciptakan perdamaian. Tanpa rekonsiliasi, perjuangan
demi keadilan hanya akan menciptakan ketidakadilan yang baru dan balas dendam
akan terjadi terus-menerus.
Perikop ini menjadi saksi nubuat
Yehezkiel tentang penyatuan bangsa Israel dan Yehuda. Setelah lama nabi
Yehezkiel menubuatkan penghukuman, kini ia memberitakan kabar sukacita: Israel
dan Yehuda akan kembali bersatu. Kerajaan Israel dan Yehuda adalah dua kerajaan
bersaudara yang terpecah karena kelalaian para pemimpin dinasti Daud dalam
memperhatikan rakyat. Akibatnya, pemberontakan memisahkan kedua kerajaan itu
dan keduanya sama-sama menanggung konsekuensi yang berat. Yehuda kehilangan
banyak sumber daya dan Israel dijauhkan dari Tabut Perjanjian dengan Allah.
Kedua kerajaan kemudian menerima ganjaran dari
perbuatan masing-masing melalui
kekalahan dari bangsa lain dan pembuangan. Namun, Allah tidak berhenti sampai
di situ. Setelah umat-Nya belajar dari kesalahan mereka, Allah memberi
pengampunan dan mengadakan rekonsiliasi melalui perjanjian damai-Nya. Melalui
kisah ini kita belajar bahwa penghukuman bukanlah akhir. Sebab, setelah
penghukuman Allah selalu memberi pengampunan dan pendamaian. (Wasiat)
Doa :
Ajar kami Bapa, untuk menyadari kesalahan kami dan bertobat, Amin .