Bukan hanya Mendengar
tetapi Juga Taat
Roma 2:12-16
Setiap orang yang hidup membutuhkan
aturan, yang harus ditaati agar hidupnya menjadi lebih baik dan teratur.
Demikian juga Tuhan memberikan hukum Taurat kepada umat pilihan-Nya, yaitu
bangsa Israel, lewat perantaraan Musa, sebagai pedoman hidup yang harus mereka
taati agar standar hidup mereka semakin baik.
Namun keberadaan bangsa Israel
sebagai manusia berdosa membuat mereka tidak dapat melakukan hukum Taurat
dengan sempurna. Oleh karena itu, Allah mengutus anak-Nya yang tunggal, Yesus
Kristus, untuk mati di kayu salib dan bangkit sebagai penggenapan hukum Taurat.
Hanya Yesus yang dapat melakukannya dengan sempurna. Maka standar kesempurnaan
manusia bukan lagi melakukan hukum Taurat atau aturan buatan manusia, tetapi
hidup menurut kehendak Tuhan; dengan kata lain taat akan Dia.
Ketaatan kita kepada Tuhan dan
firman-Nya merupakan bukti bahwa kita sungguh-sungguh mengenal Tuhan dan bukan
hanya menjadi pendengar saja (I Yohanes 2:6). Karena ketaatan kita, maka kita
dibenarkan oleh Tuhan.
Dalam hidup berkeluarga, misalnya, kita tahu bahwa suami harus mengasihi istri, istri harus tunduk dan menghargai suami. Demikian juga anak-anak harus menghormati orang tua, tetapi pada kenyataannya kita sulit untuk melakukannya karena kita berusaha melakukannya dengan kekuatan kita, padahal, hanya dengan kuasa Tuhan melalui Roh Kuduslah kita dimampukan untuk taat dan bukan hanya mendengar atau memahami firman-Nya.
Meski demikian, benar bahwa menjadi anak Tuhan yang taat membutuhkan doa, usaha, dan kemauan untuk berubah serta komitmen untuk terus mau diperbarui oleh Tuhan lewat firman-Nya. Tetaplah setia menjadi pelaku firman, maka kita akan berbahagia oleh karena ketaatan kita (SE).
DOA:
Bapa yang baik, tolong kami untuk taat akan firman-Mu dan hidup di dalamnya. Amin.