Janganlah Tawar Hati!
Ignatius dari Loyola berkata “Discouragement is not from God”
(tawar hati bukan dari Allah). Siapa saja yang akrab dengan Firman Tuhan tahu
bahwa suara Allah selalu menguatkan dan membawa penghiburan dan tidak pernah
membuat orang tawar hati. Di sisi lain, kita perlu menyadari bahwa salah satu
alat Iblis yang paling ampuh merusak ialah “tawar hati”; bisa tawar hati karena
sedang berada dalam himpitan tak berujung, kesulitan ekonomi, konflik keluarga,
kondisi anak, penyakit yang berkepanjangan, dll.
Dalam 1 Sam. 17 dikisahkan pasukan Israel sudah berhadapan 40
hari dengan pasukan Filistin yang memiliki tentara yang sangat menakutkan, baik
fisik maupun perlengkapan tempurnya, salah satunya Goliat dari Gat. Raja Saul
dan seluruh pasukannya yang semuanya berpengalaman dalam peperangan itu sudah
tawar hati. Mereka tidak melihat kemungkinan pasukannya bisa memenangkan
peperangan ini.
Lalu muncullah Daud, seorang yang secara fisik tidak
diperhitungkan untuk bertempur. Tidak sedikitpun dia gentar. Bahkan dia yang
meneguhkan dan mengingatkan Raja Saul agar tidak tawar hati (ayat 32). Kok bisa
Daud seorang diri dengan perlengkapan warga sipil (gembala) lebih berani
dibandingkan Raja Saul dan sepasukan besar tentara perangnya? Hal ini terjadi karena
Daud sudah mengalami kehadiran serta penyelamatan Allah dalam hidupnya, saat
dia harus menghadapi terkaman cakar harimau atau beruang. Daud adalah seorang
yang hatinya melekat pada Allah. Bagi Daud tantangan Goliat bukan sekedar
mencemooh barisan pasukan Israel, melainkan mencemooh pasukan Allah yang hidup.
Cara pandang itu membuat dia bersemangat untuk mengalahkan Goliat. Daud tidak
gentar. Dia mengandalkan Allah. Maukah kita melihat pertempuran dengan
“raksasa” dalam hidup kita sebagai pertempuran bersama Allah dan untuk Allah?
(SEH)
DOA :
Ya Roh Kudus, tolonglah kami agar melekatkan hidup kami hanya pada-MU. Tolong agar hati kami teguh dalam menghadapi ‘raksasa-raksasa’ hidup kami bersama-MU. Amin.