Untuk format audio klik di sini
Anak yang Hilang di Amsal
Dalam
terjemahan Bahasa Indonesia Masa Kini (BIMK) Amsal 28:7 diterjemahkan menjadi :
Pemuda yang mentaati hukum adalah orang bijaksana. Tetapi orang yang bergaul
dengan orang pemboros memalukan ayahnya.” Mentaati hukum di sini bukan hanya
hukum agama (taurat) tetapi juga nasehat dan petunjuk dari ayah/orangtua.
Seorang pemuda yang memperhatikan nasehat orangtua (asalkan sesuai firman
Tuhan) dikatakan bijaksana. Pemuda ini tidak asal melangkah, tidak asal ambil
keputusan dalam mengambil pilihan hidup terkait cita-cita, pendidikan,
pekerjaan dan juga jodoh. Dia memperhatikan dengan sungguh-sungguh petunjuk
ilahi. Tidak sekedar memilih apa yang dipandang baik, menarik dan bagus.
Sedangkan
pemuda yang membiarkan dirinya dipengaruhi budaya konsumerisme jaman now, larut
berfoya-foya tanpa memikirkan masa depan dikatakan memalukan ayahnya. Anak yang
lebih memilih bergaul dengan kumpulan geng yang suka menghabiskan dan
memboroskan harta tentu membuat sang orangtua menjadi sedih memikirkan
bagaimana nasib si anak di masa depan. Kita teringat kisah anak yang hilang di
Lukas 15.
Dihadapan
Allah pun kadang kita seperti si pemuda yang menyia-nyiakan waktu dan
kesempatan untuk memiliki relasi dengan Allah Sang Bapa. Mari kita mengevaluasi
bagaimana kita memanfaatkan setiap sumberdaya yang Tuhan karuniakan termasuk
waktu dan kesempatan. Bapa menantikan kita kembali seperti sang ayah di Lukas
15 yang tiap hari menunggu kapan anaknya pulang. (SR)
Doa : Ya Allah Sang Sumber Hidup - tolong kami menggunakan setiap waktu dan kesempatan menjadi berarti. Amin