Untuk format audio klik di sini


Anak yang Hilang di Amsal

Amsal 28 : 3-10


Dalam terjemahan Bahasa Indonesia Masa Kini (BIMK) Amsal 28:7 diterjemahkan menjadi : Pemuda yang mentaati hukum adalah orang bijaksana. Tetapi orang yang bergaul dengan orang pemboros memalukan ayahnya.” Mentaati hukum di sini bukan hanya hukum agama (taurat) tetapi juga nasehat dan petunjuk dari ayah/orangtua. Seorang pemuda yang memperhatikan nasehat orangtua (asalkan sesuai firman Tuhan) dikatakan bijaksana. Pemuda ini tidak asal melangkah, tidak asal ambil keputusan dalam mengambil pilihan hidup terkait cita-cita, pendidikan, pekerjaan dan juga jodoh. Dia memperhatikan dengan sungguh-sungguh petunjuk ilahi. Tidak sekedar memilih apa yang dipandang baik, menarik dan bagus.

Sedangkan pemuda yang membiarkan dirinya dipengaruhi budaya konsumerisme jaman now, larut berfoya-foya tanpa memikirkan masa depan dikatakan memalukan ayahnya. Anak yang lebih memilih bergaul dengan kumpulan geng yang suka menghabiskan dan memboroskan harta tentu membuat sang orangtua menjadi sedih memikirkan bagaimana nasib si anak di masa depan. Kita teringat kisah anak yang hilang di Lukas 15.

Dihadapan Allah pun kadang kita seperti si pemuda yang menyia-nyiakan waktu dan kesempatan untuk memiliki relasi dengan Allah Sang Bapa. Mari kita mengevaluasi bagaimana kita memanfaatkan setiap sumberdaya yang Tuhan karuniakan termasuk waktu dan kesempatan. Bapa menantikan kita kembali seperti sang ayah di Lukas 15 yang tiap hari menunggu kapan anaknya pulang. (SR)

 

Doa : Ya Allah Sang Sumber Hidup - tolong kami menggunakan setiap waktu dan kesempatan menjadi berarti. Amin