Jangan
Takut
Wahyu 1:9-20
Anak kunci memang kecil tapi siapa yang memegangnya bisa
dikatakan memegang kuasa. Bayangkan jika Anda tiba di rumah tapi pintu terkunci
maka Anda harus menunggu anggota keluarga lain membuka pintu menggunakan kunci.
Atau, saat Anda mau masuk ke ruangan kerja di kantor yang terkunci, seberapapun
tingginya posisi Anda di kantor tersebut, Anda tetap harus patuh menunggu
sampai pemegang kunci datang.
Tatkala dalam pengasingan di Pulau Patmos (Yunani), Rasul
Yohanes mengalami penglihatan yang menimbulkan ketakutan yang luar biasa. Tuhan
Yesus dalam rupa kemuliaan-Nya meletakkan tangan kanan-Nya pada Rasul Yohanes
dan berkata: “Jangan takut.” Dari nats hari ini, setidaknya ada dua hal yang
dapat menguatkan kita untuk tidak takut. Pertama, Yesus adalah Yang Awal, Yang
Akhir dan Yang Hidup (ayat 17). Manusia adalah mahluk ciptaan yang hidup dalam
keterbatasan waktu (kronos) dan si waktu itu sendiri tunduk dalam pemerintahan
Yesus. Dia yang pernah mati sudah hidup selama-lamanya. Maka tidak ada alasan
untuk takut. Takut akan dunia, pekerjaan, keluarga, akan diri sendiri, akan
masa depan. “Bagaimana kalau begini”, “bagaimana kalau begitu” (what if-what
if) seharusnya diubah menjadi “walaupun begini”, “walaupun begitu” (even if)
karena ada Yesus lebih berkuasa dari rasa takut kita.
Kedua, Yesus memegang kunci (nah, kembali lagi ke kunci): kunci
maut dan kerajaan maut. Bukankah peristiwa paling tragis dalam hidup manusia
adalah kematian sebagai upah dosa? Ini pun sudah dikalahkan oleh Yesus. Tidak
ada di dunia ini sejak Adam diciptakan yang seperti Yesus, yang berkuasa atas
maut. Dia mati di kayu salib bukan karena menderita kehabisan darah tapi karena
Dia menyerahkan nyawa-Nya dengan tulus kepada Bapa. Yesus berkuasa atas maut
dan atas dunia orang mati. Maka seperti perkataan Yesus kepada Rasul Yohanes,
jangan takut! (SR)
DOA :
Ya Tuhan, kami mohon tambahkan iman kami supaya kami dapat menang menghadapi ketakutan setiap hari. Amin.