HAMBA YANG TAAT

Lukas 1: 26-38


Taat berarti tunduk, patuh, setia, tidak berlaku curang, saleh, kuat beribadah. Ekspresi taat itu biasanya dilakukan oleh seorang bawahan kepada atasan atau pihak yang memiliki otoritas. Ketaatan adalah sesuatu yang berisiko. Bagaimana kalau orang atau pihak yang berotoritas itu berlaku sewenang-wenang dan kejam?

Maria adalah perempuan hebat yang darinya kita dapat belajar untuk menjadi taat, yakni taat kepada Tuhan. Tuhan itu baik, Ia tidak kejam dan sewenang-wenang. Namun, karya Tuhan terjadi melampaui nalar. Hal ini yang sering kali menimbulkan pertentangan atau bahkan perlawanan. Maria misalnya, diinformasikan oleh malaikat bahwa ia akan mengandung, padahal ia belum bersetubuh. Ia belum bersuami. Namun, malaikat Tuhan menyampaikan hal itu dan Maria menjawab, “Aku ini hamba Tuhan. Jadilah padaku menurut perkataanmu itu.” Ini sebuah jawaban yang tidak sederhana. Maria tahu konsekuensinya. Ia dapat dikucilkan, dicibir, dan dihukum secara sosial. Namun, ia meresikokan diri untuk pekerjaan Allah.

Ketaatan adalah sebuah pilihan. Hidup beriman di Tengah dunia sarat dengan pilihan. Kadang kita harus memilih, taat kepada Allah atau takut kepada penguasa yang lalim? Pemimpin memang harus kita hormati, tetapi kelaliman harus dihentikan. Menjadi seperti Maria yang berani memberikan diri bagi kemuliaan Tuhan dapat menyebabkan penolakan secara sosial. Namun, kiranya kita sadar bahwa kita adalah hamba Tuhan. (Wasiat)



Doa
Ya Tuhan, meski hidup taat tak selalu mudah, biarlah kami tetap berjuang untuk memilih hidup taat dalam Engkau, Amin.