KHOTBAH TERBAIK

Matius 5:1-12


Khotbah di bukit dianggap menjadi khotbah terbaik di dunia ini. Banyak tokoh dunia yang menyukainya, salah satunya Mahatma Gandhi. Meskipun Gandhi tetap memeluk Hindu hingga akhir hayatnya, ia menjadikan khotbah di bukit sebagai pedoman hidupnya. Gandhi berucap, “Jika (kekristenan) yang saya hadapi hanya berisi khotbah di bukit, saya tidak ragu untuk menyatakan, ‘Saya Kristen’!”

Ucapan itu memperlihatkan secara implisit kekecewaan Gandhi pada Kekristenan yang ia lihat pada saat itu. Baginya, sikap dan tindakan orang-orang Kristen yang Gandhi jumpai malah bertentangan dengan nilai yang Yesus ajarkan dalam khotbah di bukit. Orang-orang Kristen kurang antusias untuk menghidupi khotbah ini. Ini ironis! Mengapa? Karena menurut penulis Matius, khotbah di bukit justru disampaikan Yesus oleh sebab orang banyak datang berbondong-bondong kepada-Nya. Matius menggambarkan keantusiasan orang banyak untuk mendengar khotbah di bukit.

Sampai saat ini, fenomena ini tetap terjadi. Banyak orang Kristen yang begitu haus dan antusias untuk mendengar firman Tuhan. Misalnya, tidak sedikit umat di hari Minggu yang mendengar khotbah lebih dari satu channel ibadah online. Itu baik! Namun, apakah rasa haus dan antusiasme itu tetap muncul saat kita melakukan firman Tuhan dalam keseharian? Kiranya Roh Kudus mengobarkan semangat agar kita menjadi pelaku firman sebab itulah “khotbah terbaik” di dunia ini! (Wasiat)


Doa
Mampukan kami Tuhan menjadi kesaksian yang hidup, dengan melakukan kebenaran Firman Tuhan hari demi hari. Amin.