Untuk format audio klik di sini


Memiliki Hati yang sesuai dengan Hati TUHAN

Yeremia 3:15-18


Di dalam kehidupan berkeluarga, bermasyarakat, pekerjaan di kantor, bahkan bergereja, kita pasti pernah bertemu dengan orang yang degil hati. Orang yang degil hati umumnya sulit untuk diajak bicara, lebih senang berdebat, merasa diri paling benar, tidak mau mendengarkan pendapat orang lain. Reaksi kita pun cenderung berusaha menghindari orang yang degil hatinya.

Salah satu gambaran hati yang disebutkan dalam Yeremia 3:17 adalah “kedegilan hati”, hati yang degil. Dalam KBBI V Online, kata “degil” diartikan sebagai: (1) tidak mau menuruti nasihat orang; (2) keras kepala; (3) kepala batu. Kata “degil” ini dapat dipahami juga dengan istilah “tegar tengkuk.” Dalam Perjanjian Baru, istilah yang digunakan untuk kata degil adalah poroo, artinya “tertutupi oleh sesuatu yang tebal, mengeras, tak kunjung paham”. Bangsa Israel adalah bangsa yang tegar tengkuk, berhati degil. Namun, di dalam ayat 17 diceritakan bahwa kaum Israel “tidak lagi akan bertingkah langkah menurut kedegilan hatinya yang jahat.” Mengapa bisa terjadi perubahan dalam kaum Israel? Karena TUHAN telah menjadi tuan atas kaum Israel (ay.1). TUHAN bertahta atas kehidupan kaum Israel.

Kita sebagai umat Tuhan diundang menyatakan komitmen kita bahwa kita pun tidak lagi akan bertingkah langkah menurut kedegilan hati kita. Kita bertingkah langkah menurut pengetahuan dan pengertian, hikmat Tuhan. Kita mohon hikmat TUHAN agar hati kita terus berakar, bertumbuh dan berbuah di dalam Dia. (HS)

  

DOA:
Allah, Sang Hikmat, tuntunlah agar perkataan, perasaan dan perbuatan kami berkenan di hati-Mu, Amin.