MENYAKSIKAN
KEMURAHAN TUHAN
Fenomena
panic buying yang terjadi di masa-masa awal pandemi Covid-19 menyimpan
makna lain. Tindakan pengamanan diri ini sebetulnya tidak sepenuhnya salah.
Namun, peristiwa ini menggambarkan karakter manusia yang tidak luput dari
kecenderungan bersandar pada kemampuan diri sendiri dan mengabaikan peran
Tuhan.
Sikap
tersebut mirip dengan pengalaman pemazmur. Dalam kemakmurannya, pemazmur sempat
berpikir bahwa apa yang ia miliki dapat menjadikannya kebal terhadap bencana.
Namun, hal itu berubah ketika Allah menarik perlindungan-Nya dan mengizinkan
kesusahan serius terjadi dalam kehidupan pemazmur (Mzm. 30:9-11). Akhirnya,
pemazmur menyadari bahwa ia membutuhkan kehadiran Allah sehingga menghasilkan
refleksi seperti yang kita baca hari ini. Pemazmur menyadari, bahkan di dalam
kesombongan hingga kejatuhannya, hanya Allah yang setia menolongnya (Mzm.
30:2-4). Karena itu, Daud, sang pemazmur mau bersyukur selalu dan
mempersaksikan kemurahan Tuhan di sepanjang umurnya.
Mazmur 30 menggambarkan bagaimana Daud memaknai campur tangan Tuhan bagi hidupnya. Ia ingin senantiasa bersyukur kepada Tuhan karena pertolongan-Nya. Bagaimana dengan kita? Masihkah kita merasakan campur tangan Tuhan di dalam hidup yang tak selalu mudah? Bersandarlah kepada-Nya! Biarkan misteri Ilahi tetap ada dalam hidup agar kita bisa menikmati kejutan-Nya. Di sanalah kita akan bersyukur dan menyaksikan kemurahan-Nya. (Wasiat)
DOA:
Tuhan, tolong kami untuk selalu melihat kemurahan-Mu dan bersyukur kepada-Mu. Amin.