ENGGAK DAPAT APA-APA

Keluaran 40:1-15

 

Dan terjadilah: Kemah Suci (The Tabernacle atau Mishkan dalam Bahasa Ibrani) akhirnya didirikan, sekitar 1 tahun setelah bangsa Israel keluar dari Mesir. Semua pengilhaman ilahi tentang desain Kemah Suci telah diwujudkan. Dan selama 400 tahun berikutnya, Kemah Suci ini menemani bangsa Israel menjalani kehidupannya. Mishkan berarti “untuk tinggal”.  Saat Musa dipanggil untuk naik ke Gunung Sinai (Kel. 24), Allah mengungkapkan bahwa DIA bersedia untuk “berdiam” di tengah-tengah bangsa Israel, bukan untuk “berdiam di bumi”. Keinginan Allah untuk berelasi, mendorong Allah yang sempurna bersedia hadir di tengah-tengah ketidaksempurnaan mahluk ciptaannya.

 

Walaupun demikian, gap antara Pencipta dan ciptaan tetap ada. Rancangan Kemah Suci sendiri menyimbolkan hal ini. Peningkatan secara gradual dalam hal kekudusan terlihat dalam desain Kemah Suci: dimulai dengan pagar yang memisahkan Kemah Suci dari lingkungan luar; dalam Kemah Suci sendiri masih terdapat ruang Maha Suci yang dipisahkan oleh sebuah tirai besar. Sebagian besar kita pun tahu, bahwa ruang Maha Suci sendiri hanya dimasuki 1 tahun sekali dan hanya oleh 1 orang imam di waktu Yom Kippur.

 

Akan tetapi, manusia tidak bisa tidak menyadari inisiatif dan gerak aktif Allah dalam mengoyakkan tirai pemisah ini. Dimana Allah, melalui pengorbanan Yesus Kristus, Putra Tunggal-Nya, memungkinkan manusia yang percaya kepada-Nya untuk bebas memasuki hadirat-Nya (Ibr 4:14-16). Bersekutu, berelasi secara intim.

 

Tidakkah itu menakjubkan? Frase “Allah hadir” sudah demikian klise. Kita dengan gampang mengucapkan dan menyanyikannya tanpa berpikir bahwa sesungguhnya kehadiran Allah adalah peristiwa yang menakutkan untuk manusia berdosa. Sesungguhnya manusia berdosa tidak mungkin tahan berdiri di hadapan Allah dan tetap hidup.

Hanya pengorbanan Kristus yang memungkinkan kita mendekat pada Allah. Jadi Bapak, Ibu, dan Saudara-saudara, hari ini luangkanlah waktu untuk terkagum kembali pada Allah dan Putra-Nya. Ingatlah betapa Allah setia menjaga dan mewujudkan cerita panjang keselamatan untuk kita, umat-Nya. (Ags)

 

DOA:
Bapa kami bersyukur untuk Hasrat-Mu menyelamatkan kami.
Bantulah kami agar kami bisa mewujudkan rasa syukur itu melalui bakti kami kepada-Mu.