ENGGAK
DAPAT APA-APA
Dan terjadilah:
Kemah Suci (The Tabernacle atau Mishkan dalam Bahasa Ibrani) akhirnya
didirikan, sekitar 1 tahun setelah bangsa Israel keluar dari Mesir. Semua
pengilhaman ilahi tentang desain Kemah Suci telah diwujudkan. Dan selama 400
tahun berikutnya, Kemah Suci ini menemani bangsa Israel menjalani kehidupannya.
Mishkan berarti “untuk tinggal”. Saat
Musa dipanggil untuk naik ke Gunung Sinai (Kel. 24), Allah mengungkapkan bahwa
DIA bersedia untuk “berdiam” di tengah-tengah bangsa Israel, bukan untuk
“berdiam di bumi”. Keinginan Allah untuk berelasi, mendorong Allah yang
sempurna bersedia hadir di tengah-tengah ketidaksempurnaan mahluk ciptaannya.
Walaupun
demikian, gap antara Pencipta dan ciptaan tetap ada. Rancangan Kemah Suci
sendiri menyimbolkan hal ini. Peningkatan secara gradual dalam hal kekudusan
terlihat dalam desain Kemah Suci: dimulai dengan pagar yang memisahkan Kemah
Suci dari lingkungan luar; dalam Kemah Suci sendiri masih terdapat ruang Maha
Suci yang dipisahkan oleh sebuah tirai besar. Sebagian besar kita pun tahu,
bahwa ruang Maha Suci sendiri hanya dimasuki 1 tahun sekali dan hanya oleh 1
orang imam di waktu Yom Kippur.
Akan
tetapi, manusia tidak bisa tidak menyadari inisiatif dan gerak aktif Allah
dalam mengoyakkan tirai pemisah ini. Dimana Allah, melalui pengorbanan Yesus
Kristus, Putra Tunggal-Nya, memungkinkan manusia yang percaya kepada-Nya untuk
bebas memasuki hadirat-Nya (Ibr 4:14-16). Bersekutu, berelasi secara intim.
Tidakkah
itu menakjubkan? Frase “Allah hadir” sudah demikian klise. Kita dengan gampang
mengucapkan dan menyanyikannya tanpa berpikir bahwa sesungguhnya kehadiran
Allah adalah peristiwa yang menakutkan untuk manusia berdosa. Sesungguhnya
manusia berdosa tidak mungkin tahan berdiri di hadapan Allah dan tetap hidup.
Hanya
pengorbanan Kristus yang memungkinkan kita mendekat pada Allah. Jadi Bapak,
Ibu, dan Saudara-saudara, hari ini luangkanlah waktu untuk terkagum kembali
pada Allah dan Putra-Nya. Ingatlah betapa Allah setia menjaga dan mewujudkan
cerita panjang keselamatan untuk kita, umat-Nya. (Ags)
DOA:
Bapa kami bersyukur untuk Hasrat-Mu menyelamatkan kami.
Bantulah kami agar kami bisa mewujudkan rasa syukur itu melalui bakti kami kepada-Mu.