Untuk
format audio klik di sini
Menghukum Dengan Berat Hati
Filsuf Friedrich Nietzsche mengatakan
bahwa penderitaan Allah dimulai ketika Ia mengasihi manusia. Benarkah demikian?
Dalam teks Alkitab hari ini, Nabi Yehezkiel diutus untuk menyampaikan
penghukuman Allah bagi Israel. Israel dihukum karena para pemimpinnya tidak
segan menumpahkan darah (ay. 6). Seorang dari mereka bahkan mati pada saat
Yehezkiel belum selesai mengungkapkan nubuatnya. Hal itu membuat Yehezkiel
merasa berat hati sebab sesungguhnya ia juga tidak ingin melihat bangsanya
dihukum.
Kalau Yehezkiel saja melakukan tugasnya dengan berat hati, dapatkah kita membayangkan bagaimana perasaan Allah ketika menjatuhkan penghukuman bagi Israel? Ia tentu mengasihi Israel lebih daripada Yehezkiel mengasihi bangsanya itu. Namun, Allah tetap harus memberi ganjaran atas perbuatan orang-orang kejam dan tidak adil yang memerintah di sana. Sebab, kejahatan bangsa yang dikasihi-Nya itu telah menghancurkan banyak orang. Allah harus bertindak untuk menghentikan kejahatan itu. Menghukum orang yang kita cintai selalu menyakitkan. Allah merasakannya juga ketika Ia harus menghukum umat-Nya yang berlaku kejam, tidak adil serta menindas orang-orang lemah. Karena itu, setiap kali kita tergoda untuk bersikap kejam atau berlaku tidak adil atau menindas orang lemah, mari kita mengingat Allah yang akan sangat menderita apabila kita melakukannya. (Wasiat)
DOA:
Kami menyadari keterbatasan dan kelemahan kami Bapa, mampukan kami untuk senantiasa melakukan kehendak-Mu dan menghindari dosa, Amin.