Untuk
format audio klik di sini
Persembahan
Khusus dan Sajian Terpilih
Sudah membaca ayatnya?
Apa yang bapak ibu dan saudara pikirkan setelah membacanya? Saya membaca ini
merasa tertegur. mengapa? karena jarang sekali kita membahas tentang
persembahan, bukan? Apalagi bicara tentang uang dan pemberian tertentu bagi
pekerjaan-Nya di gereja. Bapak ibu, apakah masih memberi persembahan dengan
menyiapkannya secara khusus? Masih menghitung dengan cermat dan memberikan
jumlah yang terbaik bagi Tuhan?
Tuhan ternyata menuntut
bukan persembahan ala kadarnya. Tuhan menuntut bukan persembahan sekenanya.
Tuhan menuntut persembahan khusus. Khusus itu apa? Sesuatu yang kita sudah
pisahkan, dan sengaja perhitungkan untuk kita berikan kepada Tuhan. Bapak ibu,
sewaktu dunia belum dihantam pandemi, banyak orang yang memberi persembahan
seadanya di dompet, dan bahkan kadang pilih yang jumlahnya tidak besar.
pikirnya mungkin, yang penting saat kantong kolekte diedarkan, saya turut
memberi. Tetapi hari ini, Tuhan menyatakan juga kepada kita, Tuhan menuntut
persembahan khusus, yang spesial dari kita. Juga karena dulu masih ada korban
bakaran, dikatakan di bacaan kita, Tuhan juga menuntut sajian terpilih atau
yang terbaik.
Hmmm... saya jadi
ingat, waktu awal pandemi, banyak gereja yang kesulitan melayani karena
persembahan yang diberikan umat terbatas. Padahal saat itu, justru makin banyak
umat yang harus dibantu karena dampak COVID-19. Kemudian, persembahan mulai
membaik walau tidak seratus persen seperti dulu, tetapi gereja mulai leluasa
memberikan bantuan dan pelayanan kepada umat. Saat kita mengkhususkan
persembahan dan ingin memberikan yang terpilih, kita tidak dibatasi ruang dan setia
memberi meski tanpa kantong kolekte beredar ke depan kita. Sebab memahami,
persembahan bagi Tuhan itu harus dikhususkan, dipisahkan secara sengaja dan
dipilih yang terbaik dari semua yang ada di hidup kita. Terpujilah Tuhan! (DWM)
DOA :
Bapa, ajar kami setia mengkhususkan yang terbaik dan terpilih,
sebagai persembahan kami bagi Tuhan yang mulia dan kudus. Amin.