MENGHARGAI KESELAMATAN

Yesaya 53 : 10 -12

 

Sering menjadi pertanyaan  apakah “Keselamatan” itu mutlak artinya bila kita percaya bahwa Yesus telah mati untuk menebus dosa kita maka kita pasti selamat apapun yang kita perbuat, atau kita tetap harus berbuat baik bila ingin selamat. Seorang pendaki gunung suatu ketika terperosok kedalam jurang tetapi beruntung seseorang telah menolongnya maka  ia selamat dan dapat melanjutkan perjalanan pendakiannya. Penolong itu berpesan, “Berhati-hatilah, ikuti rambu-rambu yang ada karena untuk mencapai puncak, kamu masih harus melalui jalan setapak yang dikiri kananmu adalah jurang” Seperti itulah gambaran keselamatan kita.

 

Karena kasih-Nya, Allah berinisiatif menyelamatkan manusia yang seharusnya binasa karena dosa. Allah harus menanggung kesakitan seperti yang dinubatkan oleh Yesaya “Tetapi Tuhan berkehendak meremukkan dia dengan kesakitan. Apabila ia menyerahkan diriNya sebagai korban penebus salah.” Kita yang telah diselamatkan tidak dijamin pasti selamat. Kita akan binasa bila menyia-nyiakan keselamatan yang Tuhan berikan. Perjalanan hidup kita menuju kehidupan kekal bukanlah jalan yang mudah, ada banyak pencobaan yang dapat membuat kita jatuh ke jurang maut. Untuk selamat kita harus mengerjakan keselamatan itu setiap hari dengan mengikuti  Firman Allah sebagai rambu -rambu dalam perjalanan hidup kita.  Allahpun tidak akan membiarkan kita berjalan sendiri, Roh kudus  menyertai dan menolong kita.

 

Berbuat baik tanpa iman akan pengorbanan Kristus, “Keselamatan” menjadi tanda tanya. Tapi berbuat baik sebagai ungkapan syukur atas pengorbanan Kristus, “Keselamatan” menjadi kepastian. Apakah kita sudah menghargai pengorbanan Kristus dengan berjalan mengikuti Firman Allah sebagai rambu menuju hidup kekal? (EW)

 

DOA :
Terimakasih Tuhan untuk pengorbananMu bagi kami. Kami mohon tuntunan Roh Kudus agar kami selalu menghargai pengorbanan Kristus dengan hidup menurut firmanMu. Amin.