Banyak orang di dunia punya agama, tetapi apakah mereka punya pengalaman dengan TUHAN ? Apakah dengan pengalaman itu mereka mau berserah kepada TUHAN ? Apakah mereka mau menjadikan TUHAN sebagai tuan/pemilik hidupnya ?

 

Dalam kisah Hakim-Hakim 6-8 (silahkan dibaca bagian Alkitabnya )  diterangkan cerita Gideon memimpin bangsa Israel melawan bangsa Midian.  Alkitab menerangkan jumlah tentara bangsa Midian sebanyak pasir dan belalang yang tidak terhitung jumlahnya. Sebagai gambaran tentara yang dikejar oleh Gideon jumlahnya 120.000 orang dan peristiwa ini setelah kemah tentara Midian dihancurkan. Jadi bisa dibayangkan jumlah tentara Midian di kemah itu sebelum dihancurkan pasti bener-bener sangat banyak.

 

Di sisi lain Gideon Cuma membawa 32.000 tentara jumlah yang terlalu sedikit ditambah lagi tentara Gideon banyak dari penduduk yang direkut atau kurang terlatih. Dengan seluruh kekuatan yang dibawa sudah selayaknya Gideon kawatir dan mungkin berfikir mustahil bisa memenangkan pertempuran. Tapi disini Iman Gideon yang terbentuk dari pengalaman hidupnya bersama TUHAN membuat dia tidak kawatir sama sekali. Gideon juga tanpa ragu mengikuti perintah TUHAN ketika diminta mengurangi pasukannya menjadi hanya 300 orang saja. Jumlah yang semakin membuat mustahil untuk Israel memenangkan pertempuran. Tapi Gideon tidak ragu sama sekali dan ikut perintah TUHAN tanpa banyak tanya. Memang TUHAN merasa perlu memompa lagi semangat Gideon dengan mengijinkan dia pergi menyamar dengan budaknya ke perkemahan Midian dan mendegar dengan telinganya betapa takutnya bangsa Midian itu terhadap Gideon dan tentaranya. Hal ini memompa lagi rasa kepercayaan diri Gideon menjadi luar biasa besarnya. Akhirnya singkat cerita Gideon memenangkan pertempuran dan bahkan dengan 300 tentara dia berani mengejar 120.000 tentara musuh yang melarikan diri. Walau dipandang sebelah mata oleh banyak penduduk kota yang dilaluinya, tetapi Gideon membuktikan 300 tentaranya bisa mengalahkan 120.000 tentara yang dia kejar dan membunuh kedua raja yang memimpin tentara musuh itu.

 

Dalam dan melalui peristiwa ini dicatat Alkitab  bahwa TUHAN mau bangsa Israel tidak memegahkan diri atas kemenangan besar dari bangsa Midian ini tetapi melihat  karya dan kuasa TUHAN. Pengalaman langsung penyertaan dan kasih TUHAN pada umatNYA dianggap penting oleh TUHAN sendiri dan ini yang TUHAN mau dialami oleh bangsa Israel dan bukan hanya sampai level Gideon sang pemimpin. Pengalaman ini seharusnya membuat bangsa itu lebih berserah dengan TUHAN dan hidup seturut kehendak TUHAN. Walau jika kita membaca bagian alkitab itu kita akan melihat betapa bodoh, degil hati, kepala batu dll sifat jelek yang dimiliki bangsa Israel itu, Kecenderungan hati mereka selalu menduakan TUHAN dan  tidak berserah penuh dengan TUHAN, padahal pengalaman penyertaan TUHAN sudah mereka alamai dan lihat sendiri.

 

Sekarang mari kita evaluasi diri kita masing-masing. Apakah kita sudah punya pengalaman dengan TUHAN ? Percayakah kita kalau TUHAN akan menjaga kita sampai TUHAN panggil kita kembali ke rumahNYA ? Maukah kita jika TUHAN pilih kita menjadi 300 orang pilihannya yang harus melayani dan melakukan kehendakNYA ? Maukah kita  percaya penuh kepada TUHAN ?

 

Agama banyak di dunia ini tetapi adakah agama yang menyaksikan kasih TUHAN yang demikian dahsyat dan dekat pada umatNYA ? Adakah agama yang pemimpinnya TUHAN sendiri dan bukan manusia yang bisa binasa atau bahkan tidak bisa menyelamatkan dirinya sendiri dari kematian ? berbahagialah kalau kita sekarang memiliki TUHAN yang luar biasa itu dalam kehidupan kita dan setiap hari kita selalu punya pengalaman baru dengan DIA.

 

Setelah kita memiliki TUHAN dihati kita pertanyaan selanjutnya apakah kita akan kuasai TUHAN itu atau kita akan bagikan ke sesame kita sebagi bukti kasih kita dan kasih TUHAN yang mengalir melalui kita. Jika kita sungguh memiliki TUHAN di hati jawabnya pasti kita tidak akan bisa diam karena KASIH TUHAN di hati kita akan memancar seperti mata air yang kita tidak bisa stop/hentikan. Kasih itu akan terus keluar dan memancar ke sesama kita. Sebesar apapun usaha kita untuk membendungnya, kasih TUHAN akan terus mengalir. Ini jika kita benar memiliki TUHAN di hati kita, jika tidak maka tidak aneh kalau kita bisa menjadi Kristen yang passive atau diam saja ketika melihat orang lain kesulitan.

 

Banyak orang dunia merasa kawatir  bahwa  ketika orang Kristen bersaksi itu sama dengan proses kristenisasi. Hal itu tentu salah karena iman kita mengajarkan menjadi Kristen atau anak Tuhan adalah pilihan TUHAN sendiri dan bukan pilihan kita sebagai manusia. Manusia hanya perlu mersponse ketika TUHAN berbicara kepadanya. Lantas jika seperti itu tugas kesaksian kita kapan harus dilakukan ? pengalaman hidup saya dimana TUHAN panggil saya menjadi jemaat biasa dan bukan Pendeta, mengajarkan untuk kita terus saja berbuat sesuai dorongan nurani kita yang sudah dirubah oleh TUHAN. Kita tidak akan mungkin lagi berfikir untung rugi walaupun ketika kita evaluasi seolah-olah apa yang kita lakukan tidak mendukung karir pekerjaan kita, tidak mendatangkan keuntungan materi kepada kita dll dll tetapi  malah membuat waktu kita semakin sedikit dan uang kita juga banyak dipakai. Semua itu tidak membuat kita merasa rugi tetapi malah merasakan sukacita yang luar biasa ketika kita bisa melihat satu anak manusia yang selama ini termarginalkan/terpinggirkan/terlupakan kembali bisa tersenyum. Dorongan berbuat baik ini juga tidak memungkinkan kita melihat latar belakang seseorang termasuk agamanya tetapi kita melihat manusia sebagai sesame ciaptaan TUHAN dan kita hanya perlu berbuat sesuai keperluan sesame kita yang TUHAN berikan petunjuk/hikmat kepada kita.

 

Ketika kita hanya sibuk berbuat dan mengurangi berkata-kata maka saya yakin kekawatiran orang dunia akan kristenisasi akan menurun dengan significant dan bahkan mereka akan melihat lilin yang menerangi dunia yang gelap melalui tingkah laku kita. Bukankah Alkitab juga mencatat bahwa hidup kita adalah surat Kristus yang terbuka dan bisa dibaca dunia ? sudahkah orang bica membaca cara hidup kita melalui apa yang kita lakukan dan mereka menemukan kasih TUHAN dalam setiap perbuatan kita ???

 


Memang tidak mudah menjadi anak TUHAN dan ini alasan Alkitab mencatat berkali-kali untuk kita semua siap memikul salib kita. Ingat juga di salib kita tidak ada   kaitan sehingga kita bisa menyeretnya, atau rantai sehingga kita bisa mengalungkannya atau pegangan yang memungkinkan kita menetengnya……Salib harus dipikul dan itu satu-satunya cara untuk membawanya. Maukah kita memikul salib itu ? Tuhan janjikan bahwa salib itu akan terasa ringan jika kita bersukacita dalam memikulnya dan kita juga tidak akan merasa dunia dan sesama kita membebani kita. Percayalah TUHAN tidak akan pernah biarkan kita sendiri dan hidup bersama TUHAN itu menyenangkan dan membawa kita pada kemengan seperti yang dialami oleh GIDEON dan banyak hakim, nabi dan raja-raja serta rasul-rasul yang ditulis di Alkitab. Kiranya TUHAN menyertai perjalanan hidup kita masing-masing dan kita bisa menjalaninya dengan sukacita dimanapun kita ditempatkan dan ditugaskan. TUHAN MEMBERKATI dan kita pasti bisa menjadi Gideon Gideon baru di jaman ini.